13 Komentar

Islam Tidak Pernah Tidur, Muslim yang Tidur !!!

kebangkitan-islam.jpg


Kebangkitan Islam di Indonesia, tepatkah terminologi ini?, tanya saya. Jika ada yang bilang kebangkitan Islam, memangnya Islam pernah terlentang?, tanya saya lagi kepada seorang teman aktivis muslim.

“Mungkin maksudnya proses yang membuat Islam bergerak ke arah yang lebih maju,” timpal teman itu, yang merasa terminologi itu tidak salah.

“Lho, memangnya Islam tidak pernah bergerak?” saya balik bertanya lagi. “Islam selalu bergerak, jangan-jangan yang tidur muslimnya?” kali ini saya langsung menukik kepada inti persoalan.

“Bukan Islam yang tidur, mungkin muslimnya. Apa iya sebuah nilai kehidupan kok tidur? Islam tidak pernah tidur dan tidak pernah terlentang; sebagaimana halnya Tuhan yang tidak pernah tidur dan tidak pernah mengantuk.

Salah menyusun terminologi jelas menyesatkan. Namun karena sudah menjadi hal biasa dan sehari-hari menjadi konsumsi publik, terminologi yang salah kaprah bisa menjadi benar adanya. Terminologi “Kebangkitan Islam” sangat populer. Berpuluh-puluh atau bahkan beratus-ratus artikel dan buku menggunakan terminologi ini sebagai tema atau bahkan judul.

Jika merunut dari dialog tadi, tampaknya yang pas memang bukan “Kebangkitan Islam” melainkan “Kebangkitan Muslim”. Jadi, jika pun ada yang disebut-sebut sedang tidur atau harus dibangkitkan bukan Islam sebagai sebuah agama dan nilai kehidupan, melainkan muslim selaku para pemeluknya.

“Jadi yang mesti dibahas muslimnya, bukan Islamnya,” ajak saya lagi kepada seorang teman aktivis itu.

Perbincangan kami pun sampai kepada sebuah kabin multitafsir tentang nilai-nilai Islam itu sendiri. “Salah satu sebab tidurnya muslim sepertinya karena penafsiran tentang agama yang beragam sehingga tidak bersatu. Bukankah sangat relevan antara kebangkitan muslim dan persatuan muslim?” tanya temanku itu.

“Dalam hidup, saya tidak pernah memandang perbedaan, saya selalu mencari kesamaan. Konsensus adalah mencari kesamaan, meskipun hanya satu huruf. Jika ada konsensus yang menghendaki kesamaan dari A-Z, maka tamatlah dunia ini. Jika ada lubang-lubang ketidakcocokan, tidak usahlah digali-gali. Jika yang dicari adalah perbedaan maka di dunia ini terdapat sejuta satu perbedaan. Untuk apa perbedaan dicari jika kesamaan yang sedikit saja sudah bisa menyatukan,” uraiku.

Dari penjelasanmu itu, sepertinya negara Madinah bukan negara berdasarkan agama, bahkan punya warna sekuler?” tanya ketiga temanku lagi. “Mengatur negara jangan dengan dengan sistem sekuler atau agama,” timpalku lagi. Jadi?

Gunakan prinsip Ilahi bahwa tugas pemimpin negara adalah memakmurkan negaranya: mengenyangkan dan mengamankan rakyatnya. Tugas Tuhan dan tugas pemimpin di dunia ini sama, fal ya’budu rabba hadzal bait: al-ladzi atha’mahum min ju’in wa amanahum min khaufin. Itu tugas pemimpin. Pemimpin di dunia harus mampu menjabarkan misi Tuhan itu.

***

Sebagian aktivis muslim yang berkukuh pendapat bahwa kebangkitan Islam identik dengan diberlakukannya syariat Islam. “Tentang hal ini, apa pendapatmu?” tanya ketiga teman tadi mencoba menggali opiniku.

“Coba perhatikan kalam Tuhan, syara’a lakum min al-diin. Tuhan telah mensyariatkan untukmu tatanan: yang telah diberikan kepada Nuh, sama halnya yang diberikan kepada Muhammad, kepada Ibrahim, kepada Musa, dan Isa. Apa visi-misi mereka dalam diin? An-aqimuddin wa laa tatafarraqu fiihi: tegakkan nilai-nilai Ilahiah dan tidak berpecah belah atas nama nilai-nilai Ilahiah itu. Selesai.

Tentang penegakan syariat Islam, bukankah apa yang dibawa Rasulullah Muhammad adalah ajaran syariat di masa lalu Rasul? Bukankah haji, shaum, zakat, shadaqah sudah ada sebelum Muhammad?” jabarku lagi.

Merasa tak puas, ketiga teman tadi mencoba memberi contoh penerapan undang-undang negara di Iran dan Sudan yang disebut-sebut berdasarkan syariat Islam. “Jika hal semacam itu bisa dilakukan di Sudan dan Iran, mengapa tidak di Indonesia. Bukankah mayoritas dari warga Indonesia adalah muslim?” mereka melanjutkan pertanyaan.

“Prinsip Hukum Islam adalah membatasi terjadinya kejahatan seminimal mungkin dan memperluas terciptanya kesejahteraan seluas mungkin. Apapun nama hukumnya. Sekarang, maukah rakyat Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dibawa kesana?” aku balik bertanya.

“Jadi, Hukum Islam demi kebangkitan muslim tadi tidak perlu diformalkan dengan istilah Hukum Islam. Begitukah?” ketiga teman tadi masih penasaran.

“Serahkan kepada apa maunya rakyat, itulah demokrasi. Prinsip, jangan keluar dari frame Indonesia Raya,” tegasku lagi.

***

“Jadi, kamu yakin jika nilai-nilai ilahiah sudah diimplementasikan, meskipun tidak dalam bentuk formal, lantas permasalahan sosial akan kunjung selesai?” tanya mereka menutup serangkaian pertanyaan.

“Tidak akan selesai selama dunia belum habis. Jika selesai, tugas Tuhan selesai, dong?” simpulku sambil tersenyum simpul. (by: kalipaksi)

 

13 comments on “Islam Tidak Pernah Tidur, Muslim yang Tidur !!!

  1. Wah, jadi selama ini ada salah kaprah terminologis ya………

  2. lha, gmana islam bisa maju kalo orang2e seneng mimpiiiii….

  3. Aku yang muslim mengaku terlalu lama ketiduran, tapi ternyata saat bangun kumerasakan ada yang aneh dengan bulan. knapa ya saat bulan itu terlihat purnama hampir sluruh emosi dan nafsuku bangkit bagaikan ada yang menarik dengan kuatnya. tapi aku ga tau setelah kuperhatikan bumi dan bulan ternyata kedua-duanya memiliki keajaiban masing masing yaitu gaya tarik, di bumi mah dikenal dengan gravitasi. dibulan? oh ternyata itulah yang menyebabkan smua emosiku tertarik tapi ada keanehan lagi ternyata daya tarik mereka mempengaruhi terhadap terjadinya air pasang di lautan. kenapa besarnya daya tarik ini pada saat purnama? jawabanya adalah karena dua-duanya bulat sehingga akan mempengaruhi jaraknya dan jarak normal terdekat adalah pada saat purnama. eh lucu tapi seram dan bahaya bahwa diindonesia pasangnya air laut karena bulan purnama, suka dihubung hubungkan dengan mbah takokak. jd musyrik tuh danger man!!!!!!! makanya ketika bangun tidur aku terpikir untuk mencoba menjadi jalan untuk membantu mereka jangan sampai pasangnya air laut atau yang lainnya ketika bulan purnama jangan dihubung hubungkan dengan mbah takokak ih takut and bahaya karena Alloh tak akan mengampuninya perbuatan tersebut walaupun kecil.

  4. ya..diambil hikmahnya saja…

  5. gitu aja kok repot!!
    kalau cuma persepsi yang dibahas nggak nambah ilmu buat saya yang awam dong………..
    kebangkitan islam atau muslim apaan siiih?
    apa hanya penerapan syariat atau undang-undang doang ya????

  6. umat muslim itu harus bangkit dan bisa menjadi gaul ala islam.

  7. Yang tidur bukan Islam tapi umat islam (islam
    keturunan, asli, mualaf dll, yang harus di bangunkan
    adalah “umat islam” agar mereka ngeh .. kenapa
    Indonesia 89,99% isinya orang islam.? tapi ga
    ada aturan yang menyentuh perasaan islam dan
    setiap ada yang islam susah majunya .. atau se-
    ngaja dihambat atau umat islamnya yang tidak
    gigih dan fokus untuk mengislamkan indonesia
    secara batiniahnya. Aturannya atau uu tetep
    harus bisa diterima dan dimengerti oleh smua
    bangsa indonesia yang bhineka alias macem-macem.
    Jadi menurut ku Indonesia harus dalam payung
    islam, artinya segala aturan harus dapat meng-
    akomodasi kepentingan mayoritas, dengan syarat
    yang mayoritas harus bisa melindungi kepentingan
    minoritas .. itu namanya demokrasi kaya di-
    Amerika, Eropa dan lainnya. Insya Allah.

  8. Yang tidur bukan Islam tapi umat islam (islam
    keturunan, asli, mualaf dll, yang harus di bangunkan
    adalah “umat islam” agar mereka ngeh .. kenapa
    Indonesia 89,99% isinya orang islam.? tapi ga
    ada aturan yang menyentuh perasaan islam dan
    setiap ada yang islam susah majunya .. atau se-
    ngaja dihambat atau umat islamnya yang tidak
    gigih dan fokus untuk mengislamkan indonesia
    secara batiniahnya. Aturannya atau uu tetep
    harus bisa diterima dan dimengerti oleh smua karena
    bangsa indonesia yang bhineka alias macem-macem.
    Jadi menurut ku Indonesia harus dalam payung
    islam, artinya segala aturan harus dapat meng-
    akomodasi kepentingan mayoritas, dengan syarat
    yang mayoritas harus bisa melindungi kepentingan
    minoritas .. itu namanya demokrasi kaya di-
    Amerika, Eropa dan lainnya. Insya Allah.

  9. wah… bagus ini artikel, aku cuman ndak ngerti ama hukum islam itu, sekarang hukum di indonesia udah sangat sempurna, tapi yang menjalankannya yang ndak sempurna… walaupun hukum apapun yang diterapkan di indonesia tapi kalau orang yang menjalankan juga nggak bener ya…

  10. saudaraku..judulnya saja sudah menggelitik urainya saya tidak sampai tuntas membaca namun sip , memang Islam takkan pernah tidur begitupun dengan pergerakan Islam yang akan terus bangkit dari masa ke masa…

    Salam dan selamat berjuang saudaraku

  11. islam sedang di hina….

    jangan emosi…
    tapi tetapalh berjuang di agama allah ini
    jika kamu menolong agama allah insya allah, allah akan menolong mu

  12. ya…..memang yang tidur bkn islam akan tetapi yang tidur itu adalah orang islam (orang) islam adala agama yang terjaga akan keakhidahannya dan terjaga akan musuh yang menyerang dari belakang.dimana kalau orang yang beragama selain islam merusak akhidah dari orang tersebut.kalau lah itu terjadi maka islam bkn hanya saja tidur akan tetapi terlelap ketiduran.saya mendukung untuk membela islam kalau dimana negara suatu negara islam itu tertimpah musibah perang dgn agama lain yang ingin menguasai negara islam tersebut maka saya akan ikut berperang dan juga memberikan semangat pada masyarakat indonesia untuk berperang.hai semua muslem people(orang islam) berjuanglah kalian sekalian untuk suatu negara islam.pantang menyerah maju terus.ucapkan asma allah……….allahu akbar……allahu akbar…..

  13. kalau menurut aku sih bahasa itu sulit untuk dikritisi, nantinya mungkin ada yang mengkritisi yang bener “sholat” bukan sembahyang, yang bener “shaum” bukan “puasa”. hanya karena perbedaan dalam arti secara harfiah. kadang satu kata yang sama pun bisa beda arti tergantung konteks. seperti kata “atos” pun bisa beda arti, tergantung dia orang jawa atau orang sunda. iya ga sih?

Tinggalkan komentar